Selamat hari guru nasional
Berita Harian |
Mungkin setiap tahun di
seluruh daerah yang ada di Indonesia akan memperingati hari guru nasional,
tepat pada tanggal 25 november, dan pada hari ini pula bertepatan pada hari
sabtu tanggal 25 november 2017, kembali lagi kita memperingati hari guru
nasional. Biasanya akan diadakan upacara dan acara-acar lainnya disetiap
sekolah.
Hari guru itu sangat layak
dan penting untuk diperingati, mengapa? Karena seorang guru itu juga sudah
pantas untuk disebut sebagai pahlawan sejati, yang mana orang yang rela
menyalurkan ilmunya tanpa mengharapkan imbalan, baik itu berupa yang begitu
besar ataupun yag lainnya, demi meningkatkan kecerdasan anak bangsa, mereka
rela mengisi waktu dan menghabiskan waktunya setiap hari.
Saya begitu salut dengan
guru saya, karena guru saya ini sudah seperti orang tua kedua setelah orang
tua saya yang dirumah, dengan penuh
kasih sayang, mereka adalah pahlawan tanpa tanda jasa, saya jadi pengen menjadi
seorang guru “ujar seorang siswa ”.
Guruku…
Hari ini engkau akan berulang tahun. Aku mencoba
termenung mengingat dan membuka lembaran-lembaran memori yang masih erat
dibenakku. Dua belas tahun yang lalu ketika aku pertama kali mengenal kata
“Guru” dan untuk pertama kalinya aku menginjakkan kakiku di tempat yang bernama
“Sekolah” Dengan rasa takut dan malu-malu aku menghampirimu.
Guruku…
Senyummu yang sehangat matahari pagi dan dengan sapaanmu
yang merdu menghapus itu semua. Kau mengajariku arti berbagi dengan sesama,
menumbuhkan rasa empati dan tolong-menolong. Dengan sabar dan ketekunan yang
penuh, kau mengajariku huruf demi huruf hingga terangkai kata demi kata. Kau
mengajariku nilai-nilai keislaman, dari mulai berbagi, berwudhu, sholat,
mengaji, hingga berpuasa.
Guruku…
Tak terasa, tiga tahun sudah berlalu. Dengan diiringi
derai air mata, engkau melepasku. Saat itu aku heran. Mengapa engkau bersedih
melepasku? Bukankah harusnya engkau senang aku menjadi lebih besar dan pintar?
Pertanyaan itu baru bisa terjawab sekarang. Ternyata ada ikatan emosi yang luar
biasa hebatnya antara seorang guru dengan muridnya.
Guruku…
Memasuki jenjang yang lebih tinggi di bidang pendidikan,
aku sudah tidak gamang lagi denganmu. Berkat kasih sayangmu dalam mendidik dan
mengajariku. Engkau mengajariku mengolah berbagai macam angka, membuat sebuah
karangan hingga berbicara di depan umum. Engkau melakukan semua itu dengan
sabar, tetapi semua itu aku pandang sebelah mata. Aku baru sadar bahwa itu
adalah tugas yang sangat berat, menjadi seorang guru. Kemudian, enam tahun
sudah kita lewati. Kita tertawa bersama, senang bersama, hingga sedih juga
bersama. Sungguh indah masa-masa itu. Ketika kita bertemu di kelas untuk yang
terakhir kalinya, engkau melakukan itu lagi. Kau meneteskan air matamu lagi.
Kali ini aku mulai mengerti mengapa engkau lakukan itu setiap ada kata
“perpisahan”.
Guruku…
Mungkin engkau bukanlah manusia yang sempurna. Aku
teringat ketika engkau memarahi aku. Tetapi, aku anggap itu adalah sebuah
perilaku yang sangat bijaksana untuk mengingatkanku kembali ke jalan yang
benar. Memang, emosimu kadang-kadang tidak terkontrol. Tetapi penyebab itu
semua adalah kami. Sungguh, bagiku engkau merupakan sosok manusia yang hampir
sempurna.
Sekarang aku sudah beranjak dewasa. Alhamdulillah aku
bisa melewati masa-masa mencari identitas diriku dengan baik. Itu semua berkat
jasa-jasamu, guruku. Kau senantiasa mengingatkanku untuksholat lima waktu di
masjid, shaum sunnah Senin-Kamis, bahkan hingga sholat lail. Ini semua yang
mengawal masa remajaku hingga berjalan dengan baik.
Guruku…
Betapa luar biasanya jasa-jasmu. Engkau sangat cerdas
saat memposisikan dirimu. Kadag, bertindak seperti orang tua yang selalu
membimbing dan mengayomi. Di lain sisi, engkai bisa berperan sebagai seorang
sahabat yang selalu siap memberi dukungan dan solusi atas setiap masalah yang
ada kapan saja. Bahakan, diluar jam sekolah.
Rangkaian doa-doa yang tulus selalu mengalir dari bibirmu
selalu menyertai setiap langkah dalam hidupku. Harapan-harapan yang terbaik
selalu kau tanamkan dalam jiwaku. Nilai-nilai “kejujuran” selalu kau patrikan
dalam sanubariku. Bahkan tantangan demi tantangan engkau berikan padaku agar
keak aku menjadi manusia yang tegar dan mandiri. Yaitu “ manusia yang tak lapuk
oleh hujan dan tak lekang oleh panas.”
Guruku…
Terkadang aku sedih melihat nasibmu. Manakala ada siswa
berprestasi engkau tidak pernah tampil sebagai pahlawan. Namun sebaliknya,
manakala ada siswa berperilaku buru maka semua tangan menunjukmu sebagai biang
keladinya. Bahkan manakala ada oknum guru yang khilaf (kekerasan pada siswa),
seperti yang terjadi beberapa waktu yang lalu maka seantero nusantara akan
mengathuinya lewat media massa. Hal ini tentulah tidak adil. Ibarat kata
pepatah, “Nila setitik rusak susu sebelanga.”
Yaa Allah berikanlah guruku ini kesabaran dalam
menghadapi semua ujian dan tantangan. Dan berikanlah pual kekuatan untuk terus
dapat menyebarkan ilmunya. Berkahilah rizkinya agar dia bisa berjuang terus
dengan optimal. Lindungilah keluarganya agar dia mampu melindungi anak
didiknya. Panjangkanlah umurnya supaya mereka bisa mencetak pemimpin-pemimpin
masa depan yang cerdas dan berhati nurani. Kelak pada gilirannya akan
menggantikan pemimpin kotor yang sedang merajalela saat ini. Semoga masa depan
bangsa ini menjadi seperti apa yang kita semua harapkan. Amien.
Guruku…
Dengan mengingat semua “jasa-jasamu,” aku lama termenung
memikirkan cara yang terbaik untuk membalasnya sekaligus mengimbanginya. Namun,
ternyata selalu saja kandas. Hadiah dan ungkapan terima kasih tidaklah cukup
untuk menebus semua itu………….
KELUARGA BESAR POTRET LABURA
MENGUCAPKAN SELAMAT ULANG TAHUN GURUKU TERSAYANG…”
Para guru sejati, Andalah kunci perubahan dalam membentuk
peradaban bangsa. Di tangan Anda, bangsa ini akan lebih baik. Sebab apa? Karena
Anda adalah guru yang sholeh dan sholihat. Mencintai kebaikan. Menyukai
perubahan yang signifikan.
Post a Comment